Salam Sobat Edmodo, berbicara mengenai asuransi tentu tidak asing lagi bagi kita. Asuransi menjadi salah satu bentuk perlindungan yang sangat penting untuk menjaga keamanan finansial seseorang atau suatu instansi. Namun, di era modern sekarang ini, institusi keuangan Islam menciptakan inovasi dalam bentuk asuransi syariah yang mengikuti prinsip-prinsip islami.
Salah satu sumber hukum yang menjadi rujukan dalam mengatur asuransi syariah adalah Alquran. Hal ini menjadikan asuransi syariah lebih diutamakan dalam pandangan keagamaan muslim secara khusus dan masyarakat umum secara umum.
Penyelenggaraan asuransi syariah diatur sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti haramnya riba, spekulasi, dan gharar (ketidakpastian). Oleh karena itu, kebijakan asuransi syariah lebih transparan dibandingkan dengan produk asuransi konvensional. Kebijakan asuransi syariah menerapkan prinsip syariah, sehingga tidak melanggar norma agama. Meskipun begitu, masih banyak orang yang kurang memahami tentang ayat Alquran tentang asuransi syariah. Maka dari itu, dalam artikel ini akan dijelaskan secara detail mengenai ayat Alquran mengenai asuransi syariah. Let’s check it out!
Ketentuan Ayat Alquran Tentang Asuransi Syariah
Asuransi syariah dalam pandangan Islam, selain memenuhi persyaratan syariah, juga harus sesuai dengan hukum positif. Ada beberapa ayat Alquran yang menjadi acuan utama mengenai asuransi syariah, diantaranya adalah sebagai berikut:
No. | Nama Ayat | Keterangan |
---|---|---|
1. | Q.S Al-Maidah : 2 | Menekankan tindakan saling tolong-menolong dan kerja sama antar umat manusia dalam rangka mencapai kebaikan. |
2. | Q.S Al-Baqarah : 188 | Menekankan pentingnya kesepakatan mengenai transaksi sebelum transaksi dilakukan. |
3. | Q.S Al-An’am: 142 | Menekankan pentingnya kesepakatan dan kepercayaan dalam hal transaksi bisnis. |
4. | Q.S An-Nisa : 29 | Menekankan pentingnya jaminan/ASuransi. |
5. | Q.S Al-Baqarah : 282 | Menekankan pentingnya kesepakatan tertulis dan kepercayaan dalam hal transaksi bisnis. |
6. | Q.S Al-Baqarah: 275 | Menekankan pentingnya transaksi jual-beli dengan cara yang tepat dan adil. |
7. | Q.S Al-Hasyr: 7-8 | Menekankan pentingnya kerja sama dalam masyarakat dan saling berbagi kepada orang yang membutuhkan, termasuk melalui asuransi syariah. |
Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Syariah
Mengutip dari sebagian besar pelanggan produk asuransi syariah, terdapat kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Berikut penjelasan secara rinci mengenai kelebihan dan kekurangan asuransi syariah:
Kelebihan Asuransi Syariah
- Mengikuti prinsip syariah – Produk asuransi syariah lebih mendapatkan kepercayaan dan dapat membentuk hubungan yang kuat dengan para nasabahnya karena produk ini mengikuti prinsip-prinsip syariah.
- Tidak mengandung unsur riba dan gharar – Asuransi syariah lebih mengedepankan dalam segi kebersihan dari unsur kecurangan, ketidakpastian dan ketergantungan pada uang riba. Selain itu, asuransi syariah juga mengatur bahwa hukum yang digunakan harus clear dan transparan.
- Bersifat Pro-masyarakat – Pembangunan sosial dan kemanusiaan menjadi salah satu prinsip utama asuransi syariah, dengan begitu produk ini dinilai lebih humanis dan dapat memberi kontribusi untuk masyarakat dan pembangunan umum.
- Tidak ada Denda – Produk asuransi syariah tidak menggunakan konsep denda jika nasabah melakukan keterlambatan dalam membayar premi, namun pada umumnya akan dijadikan sedekah atau dana tunai.
- Tidak memungut bayaran atas potongan zakat dan sedekah – Asuransi syariah tidak memungut bayaran atas setiap penerimaan zakat dan sedekah, tetapi memberikan dukungan kepada seluruh nasabah yang membutuhkan melalui mekanisme donasi.
- Menjadi pilihan yang lebih baik untuk umat muslim – Produk asuransi syariah cukup diminati di Indonesia karena dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap ketidakpastian. Banyak masyarakat muslim yang lebih memilih produk asuransi syariah dikarenakan ketentuan prinsip syariah-nya.
- Proses klaim cepat dan tidak ribet – Asuransi syariah cukup mempercepat sistem administrasi serta mempermudah proses atau jaminan klaim atas kerugian.
Kekurangan Asuransi Syariah
- Premi asuransi syariah cenderung lebih mahal – Asuransi syariah memang lebih menekankan pada aspek kebersihan dan keberkahan. Maka dari itu, premi yang mungkin harus dibayarkan oleh nasabah cukup tinggi dibanding dengan jenis asuransi lain.
- Manajemen nasabah asuransi syariah kurang profesional – Asuransi syariah masih terbilang baru di Indonesia sehingga manajemen mereka atau penanganan usahanya masih kurang profesional dan kurang berpengalaman.
- Tidak semua produk asuransi syariah memberikan keuntungan (profit) – Penggunaan sistem bagi hasil sebagai prinsip untuk bisnis asuransi syariah membuat keuntungan atau profit atas asuransi syariah yang tidak selalu diberikan kepada pemilik polis atau nasabah.
- Jumlah produk asuransi syariah masih terbatas – Produk asuransi syariah masih relatif terbatas dibanding dengan asuransi konvensional. Hal ini tentu saja dapat mempersempit pilihan nasabah yang hendak membeli produk asuransi syariah.
- Akad masih unik – Produk asuransi syariah belum terlalu dikenal oleh masyarakat sehingga diperlukan banyak penjelasan mengenai akad dan cara kerjanya agar masyarakat dapat mengerti dan tidak khawatir atas hal-hal yang berkaitan dengan akad itu sendiri.
- Persaingan masih terbatas – Produk asuransi syariah masih tergolong baru di Indonesia, sehingga persaingan yang ada masih terpantau tetapi terbatas.
- Tidak ada konsep buat lebih dari apa yang dikeluarkan – Produk asuransi syariah tidak mempertimbangkan konsep investasi, sehingga nasabah tidak dapat menghasilkan lebih dari jumlah premi yang dibayarkan.
FAQ Ayat Alquran Tentang Asuransi Syariah
1. Apakah asuransi syariah halal?
Ya, asuransi syariah halal karena produk nya mengikuti aturan hukum Islam. Produk tentang asuransi syariah tidak keras dan tidak memungkinkan riba, suruh, dan gharar. Selain itu, produk asuransi syariah menawarkan keuntungan bagi seluruh stakeholder, termasuk untuk nasabah dan inovasi dalam lingkaran usaha.
2. Apa yang dimaksud dengan prinsip kebersihan dalam asuransi syariah?
Prinsip kebersihan dalam asuransi syariah berarti bahwa asuransi syariah harus bebas dari segala unsur kecurangan, ketidakpastian, dan ketergantungan pada uang riba. Oleh karena itu, prinsip syariah harus terkonsep dalam hukum yang jelas, transparan, dan kedap air.
3. Apakah terdapat perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional?
Ya, asuransi syariah memiliki beberapa perbedaan dengan asuransi konvensional, diantaranya dalam hal produksi. Produk asuransi syariah mengikuti prinsip syariah dan lebih mementingkan kebersihan dari segala unsur kecurangan, ketidakpastian, dan ketergantungan pada uang riba. Sementara asuransi konvensional cenderung paternalistik dan mendorong penjualan dengan mindset tradisional.
4. Bagaimana cara mendapatkan polis asuransi syariah?
Anda dapat mendapatkan polis asuransi syariah melalui beberapa channel pemasaran, diantaranya media online atau offline, melalui agen asuransi, lembaga keuangan syariah atau bank Syariah.
5. Apakah produk asuransi syariah lebih aman dari asuransi konvensional?
Ya, produk asuransi syariah lebih aman dari asuransi konvensional. Produk asuransi syariah lebih bersifat transparan dan mengikuti prinsip-prinsip syariah serta pemerintah sebagai regulator. Asuransi syariah memberikan jaminan kepada pembeli dengan melalui proses yang jelas dan transparan.
6. Bagaimana skema bagi hasil pada asuransi syariah?
Skema bagi hasil pada asuransi syariah adalah prinsip di mana pembayaran klaim didistribusikan sebagian ke lembaga ini serta sebagian juga ke nasabah. Hal ini bertujuan untuk memperluas sektor kesejahteraan bumi Islam.
7. Bagaimana nasabah mendapatkan jaminan atas asuransi syariah?
Nasabah mendapatkan jaminan atas asuransi syariah dengan memiliki polis asuransi syariah. Hal ini memungkinkan nasabah mendapatkan perlindungan atas kerugian yang terjadi pada nasabah atau keluarga.
8. Apa yang terjadi jika nasabah tidak dapat membayar premi asuransi syariah?
Jika nasabah tidak dapat membayar premi asuransi syariah, maka nasabah akan menjadi daftar pemantauan atau nasabah dengan potensi tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan. Kemudian nasabah akan dianjurkan untuk melakukan pembayaran dan tetap mematuhi hukum keuangan syariah secara ketat.
9. Ada tidaknya produk asuransi syariah yang telah disertifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan?
Ya, ada produkt asuransi syariah yang telah disertifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagian besar lembaga keuangan syariah yang menawarkan asuransi syariah mengikuti aturan yang disertifikasi oleh OJK.
10. Bagaimana jika nasabah mendapatkan keuntungan dari uang premi yang telah dibayarkan?
Pemegang polis tidak memperoleh keuntungan dari uang premi yang telah dibayarkan karena uang itu sepenuhnya milik lembaga asuransi syariah. Pemegang polis hanya menerima klaim bila pengasuransi terjadi.
11. Apa saja jenis-jenis asuransi syariah yang tersedia?
Jenis-jenis asuransi syariah antara lain asuransi jiwa syariah, asuransi kesehatan syariah, asuransi kendaraan syariah, dan asuransi rumah syariah.
12. Apa persyaratan dalam membeli polis asuransi syariah?
Anda hanya perlu memiliki KTP, salinan rekening bank, dan menandatangani formulir yang telah disediakan oleh perusahaan asuransi syariah untuk membeli polis asuransi syariah.
13. Apa yang terjadi jika terjadi kerugian dalam asuransi syariah?
Dalam asuransi syariah, jika terjadi kerugian, pemegang polis akan mendapatkan ganti rugi dari lembaga yang menyediakan asuransi syariah. Persentase ganti rugi akan diatur dalam kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Kesimpulan
Setelah membaca artikel ini Sobat Ed