Perbedaan Asuransi Syariah Dan Konvensional Dari Sisi Akuntansi

Perbedaan Asuransi Syariah Dan Konvensional Dari Sisi Akuntansi

Salam Sobat Edmodo,

Asuransi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Dalam memilih asuransi, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan termasuk jenis asuransi yang akan dipilih. Ada asuransi syariah dan konvensional yang saat ini populer di pasar asuransi. Ada perbedaan pada dinamika asuransi syariah dan konvensional, terutama dalam prinsip dasar mereka dan pengaturan akuntansi. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan asuransi syariah dan konvensional dari sisi akuntansi.

Pendahuluan

Asuransi syariah dan konvensional sama-sama bertujuan untuk memberikan proteksi finansial untuk masyarakat di masa yang akan datang. Namun, mereka memiliki prinsip dasar yang sangat berbeda. Asuransi syariah didasarkan pada prinsip dasar musyarakah atau kerja sama. Di sisi lain, asuransi konvensional didasarkan pada prinsip dasar pemindahan risiko. Perbedaan prinsip ini membawa pengaruh pada cara penanganan akuntansi antara dua jenis asuransi ini.

Dalam asuransi syariah, polis asuransi syariah adalah sesuatu yang merupakan akad kerjasama antara pihak asuransi dan nasabah. Ada tiga jenis polis asuransi syariah yang umum, yaitu mudharabah, wakalah, dan musyarakah. Setiap jenis ini memiliki berbagai ketentuan dan kondisi, tetapi dalam umumnya, semua terdiri dari investasi modal dan keuntungan yang dihasilkan dibagi dalam rasio. Pada asuransi syariah, keuntungan tidak terikat oleh bunga, tetapi diatur oleh kesepakatan bersama.

Sementara itu, asuransi konvensional adalah jenis asuransi yang didasarkan pada prinsip dasar pemindahan risiko. Nasabah membayar premi ke perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi bertanggung jawab untuk menangani segala risiko yang mungkin terjadi dengan nasabah. Keuntungan didapatkan dari selisih antara premi dan klaim. Dalam asuransi konvensional, keuntungan dihitung dengan dasar bunga, yang dihitung dengan suku bunga yang berlaku di pasar.

Perbedaan prinsip dasar ini membawa pengaruh pada bagaimana pembukuan dilakukan oleh perusahaan asuransi syariah dan konvensional. Pada asuransi syariah, akuntansi diatur oleh prinsip dasar akuntansi syariah atau PSAK Syariah yang diatur oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di sisi lain, dalam asuransi konvensional, akuntansi diatur oleh prinsip dasar akuntansi konvensional atau PSAK, yang diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia).

Kelebihan Asuransi Syariah Dari Sisi Akuntansi

1. Prinsip Syariah

Asuransi syariah didasarkan pada prinsip dasar syariah atau akuntansi syariah yang diperkuat dengan fatwa dari MUI. Oleh karena itu, praktik asuransi syariah bersifat transparan, jelas, dan memenuhi tanggung jawab sosial dalam penerapan akuntansi.

👍👍👍

2. Pembangunan Ekonomi

Asuransi syariah bertanggung jawab untuk mempromosikan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Ini mencakup distribusi keuntungan secara adil dan mempertahankan stabilitas risiko keuangan dan ekonomi pada tingkat nasional.

👍👍

3. Kepatuhan Hukum

Asuransi syariah diatur dalam prinsip dasar akuntansi syariah, sehingga selalu mematuhi hukum dan regulasi terbaru yang ditetapkan oleh DSAK.

👍👍👍

4. Konsep Modal Bersama dan Profit Sharing

Asuransi syariah didasarkan pada polis asuransi syariah yang menerapkan konsep modal bersama dan profit sharing antara perusahaan asuransi dan nasabah. Sehingga, perusahaan asuransi syariah memiliki keterlibatan yang langsung dengan nasabah dan menerima keuntungan berdasarkan hasil akhir dari proyek yang telah disepakati.

👍👍👍

5. Komitmen Sosial-lingkungan

Asuransi syariah memegang beberapa tanggung jawab sosial-lingkungan yang perlu diperhatikan dalam operasi mereka. Asuransi syariah bertanggung jawab untuk mempromosikan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang melibatkan pengembangan produk dan layanan sesuai dengan tujuan sosial dan lingkungan tataniaga.

👍👍👍

6. Penyebaran Risiko

Asuransi syariah mendorong nasabah untuk terlibat dalam penyebaran risiko yang dihadapi oleh masyarakat atau institusi keuangan lainnya. Praktik asuransi syariah membantu dalam penyebaran risiko dengan cara yang lebih adil dan konsisten.

👍👍

7. Kebebasan Praktik Ekonomi Islam

Asuransi syariah memiliki ruang yang lebih besar dalam eksplorasi dan pengembangan praktik ekonomi Islam daripada asuransi konvensional. Kebebasan ini memberikan kemampuan untuk menemukan cara baru dalam menawarkan produk dan layanan.

👍👍

Kekurangan Asuransi Syariah Dari Sisi Akuntansi

1. Kompleksitas Polis Asuransi

Terdapat beberapa jenis polis asuransi syariah yang berbeda yang membuatnya menjadi lebih kompleks. Ini termasuk mudharabah, wakalah, dan musyarakah. Nasabah asuransi syariah memerlukan pengetahuan yang cukup untuk memilih tipe polis yang terbaik bagi kebutuhan mereka.

👎👎👎

2. Sistem Akuntansi Syariah Yang Lebih Sulit

Asuransi syariah memerlukan sistem akuntansi syariah yang spesifik, yang memerlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk menerapkannya. Hal ini karena jenis-jenis polis yang kompleks dan cara menghilangkan bunga dari perhitungan keuntungan.

👎👎

3. Masalah Pembiayaan

Asuransi syariah menghilangkan bunga dalam pembayaran klaim asuransi sehingga investasi pada asuransi syariah relatif lebih kecil dibandingkan dengan asuransi konvensional yang menggunakan prinsip dasar bunga. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya masalah pembiayaan.

👎👎

4. Minimnya Pengetahuan tentang Produk yang Ditawarkan

Masyarakat kurang memiliki pengetahuan tentang produk asuransi syariah dibandingkan dengan asuransi konvensional, sehingga banyak orang cenderung memilih asuransi konvensional.

👎👎👎

5. Standar Polis yang Amat Bergantung Pada Setiap Provider Asuransi

Karena asuransi syariah memiliki berbagai jenis produk dan polisnya, maka setiap provider asuransi memiliki standar polis yang berbeda. Keberhasilan dalam memilih produk ini dapat sangat bergantung pada provider asuransi yang terlibat.

👎👎👎

6. Kurangnya Liquidity dalam Produk

Produk asuransi syariah bisa kurang likuid dibandingkan produk asuransi konvensional. Hal ini karena adanya penjualan kembali bila nasabah membutuhkan uang lebih tidak ada atau mengadakan asuransi jangka pendek.

👎👎👎

7. Keterbatasan Dalam Menangani Klaim Asuransi

Proses klaim asuransi syariah sangat tergantung pada pemberlakuan akad antara perusahaan asuransi dan nasabah. Proses ini dapat lebih lama dan lebih kompleks dibandingkan klaim asuransi konvensional.

👎👎👎

Perbandingan Tabel Akuntansi Asuransi Syariah dan Konvensional

Aspek Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
Hak polis asuransi Sesuatu yang merupakan akad kerjasama antara pihak asuransi dan nasabah Secara resmi, menjadi kepemilikan perusahaan asuransi
Benefit Tidak terikat dengan bunga, tetapi diatur oleh kesepakatan bersama Diatur oleh suku bunga yang berlaku di pasar
Biaya operasional Ditanggung bersama dengan nasabah Ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan asuransi
Kepatuhan hukum dan regulasi Diatur oleh prinsip dasar akuntansi syariah (PSAK Syariah) dan selalu mematuhi hukum dan regulasi terbaru Diatur oleh prinsip dasar akuntansi konvensional (PSAK) yang diterbitkan oleh IAI
Proses klaim Terikat pada pemberlakuan akad antara perusahaan asuransi dan nasabah Sangat tergantung pada keputusan perusahaan asuransi dan pemegang polis awal
Penerapan profit sharing Memiliki konsep profit sharing antara perusahaan asuransi dan nasabah Tidak ada konsep profit sharing, nasabah hanya menjanjikan bayaran premi kepada perusahaan asuransi
Promosi prinsip keuangan dan ekonomi Islam Bertanggung jawab untuk mempromosikan prinsip keuangan dan ekonomi Islam di masyarakat Tidak melakukan promosi terhadap prinsip keuangan dan ekonomi Islam

Frequently Asked Questions (FAQs)

Q: Apa bedanya asuransi syariah dan konvensional dari sisi prinsip dasar?

A: Asuransi syariah didasarkan pada prinsip dasar musyarakah atau kerja sama, sementara asuransi konvensional didasarkan pada prinsip dasar pemindahan risiko.

Q: Apa itu PSAK Syariah?

A: PSAK Syariah adalah standar akuntansi syariah yang diatur oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Q: Apa saja jenis polis asuransi syariah yang umum?

A: Ada tiga jenis polis asuransi syariah yang umum, yaitu mudharabah, wakalah, dan musyarakah.

Q: Bagaimana keuntungan asuransi syariah diatur?

A: Keuntungan diatur oleh kesepakatan bersama dalam rasio investasi modal dan keuntungan yang dihasilkan.

Q: Bagaimana asuransi konvensional menghitung keuntungan?

A: Keuntungan dihitung dengan dasar bunga, yang dihitung dengan suku bunga yang berlaku di pasar.

Q: Apakah asuransi syariah lebih kompleks daripada asuransi konvensional?

A: Ya, asuransi syariah lebih kompleks daripada asuransi konvensional karena memiliki jenis polis yang berbeda dan tarif yang bervariasi.

Q: Manakah yang lebih transparan, asuransi syariah atau konvensional?

A: Asuransi syariah lebih transparan karena diatur oleh prinsip dasar syariah yang lebih kuat dan memenuhi tanggung jawab sosial dalam penerapan akuntansi.

Q: Apakah ada keuntungan dari asuransi syariah dalam menjaga lingkungan?

A: Ya, asuransi syariah memegang tanggung jawab sosial-lingkungan yang perlu diperhatikan dalam operasi mereka.

Q: Apakah produk asuransi syariah lebih likuid dari