Salam Sobat Edmodo!
Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini juga berlaku di sektor asuransi. Pada tahun 2017, industri asuransi di Indonesia mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total premi asuransi pada tahun 2017 mencapai Rp 259,7 triliun, naik sebesar 11,96% dibandingkan tahun 2016.
Namun, di balik angka yang menggembirakan tersebut, masih banyak kelemahan dan tantangan di sektor asuransi di Indonesia. Peningkatan jumlah peserta asuransi masih belum optimal, begitu juga dengan peran serta industri asuransi dalam membantu pemulihan ekonomi nasional. Dalam artikel ini, Sobat Edmodo akan membahas secara detail kelebihan dan kekurangan statistik asuransi Indonesia pada tahun 2017.
Kelebihan Statistik Asuransi Indonesia 2017
1. Premi semakin meningkat
Peran industri asuransi sebagai penyedia jasa proteksi semakin diperlukan oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari peningkatan total premi asuransi di Indonesia pada tahun 2017. Data OJK menunjukkan kenaikan premi sebesar 11,96% menjadi Rp 259,7 triliun.
✅ Dalam konteks ini, industri asuransi terus berusaha meningkatkan kualitas produk dan layanan. Hal ini penting untuk mempertahankan kepercayaan nasabah dan menarik nasabah baru.
2. Pertumbuhan jumlah pelaku pasarnya
Pada tahun 2017, jumlah pelaku asuransi di Indonesia bertambah, termasuk perusahaan asuransi baru dan broker asuransi. Pertumbuhan pasar asuransi ini menarik perhatian investor, sehingga tidak menutup kemungkinan akan lahir perusahaan asuransi atau asuransi syariah baru.
✅ Dengan adanya variasi produk asuransi yang ditawarkan, diharapkan masyarakat bisa semakin mudah memahami dan memanfaatkan produk asuransi. Selain itu, semakin banyak persaingan di pasar asuransi, bisa memotivasi industri untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan.
3. Program asuransi untuk Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM) terus ditingkatkan
Pada tahun 2017, pemerintah dan industri asuransi bekerja sama meluncurkan program asuransi untuk UKM yang dikenal sebagai Asuransi Peduli Usaha Mikro (APUM). Program ini mengalami peningkatan jumlah peserta yang segmen UKM yang lebih banyak, dari tahun ke tahun.
✅ Program APUM memposisikan dirinya untuk dapat membantu UKM dalam menghadapi risiko bisnis yang semakin tinggi, diantaranya untuk penggantian aset yang hilang akibat bencana alam maupun kebakaran.
4. Peran asuransi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat asuransi
Indonesia sebagai negara berkembang masih menghadapi masalah dalam meningkatkan literasi keuangan dan pemahaman masyarakat tentang perlunya asuransi. Namun, terdapat beberapa kegiatan dan program yang dilakukan oleh pemerintah dan industri asuransi, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi.
✅ Dalam kondisi in, penting bagi industri asuransi untuk terus mengedukasi dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat asuransi, guna meningkatkan minat masyarakat untuk membeli asuransi.
5. Asuransi mengambil peran besar sebagai pendukung program Pemerintah di bidang kesehatan
Pemerintah Indonesia meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2014. Salah satu tujuannya adalah untuk menjamin akses kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Industri asuransi ikut berperan dalam program tersebut melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
✅ Program JKN-KIS diharapkan bisa meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, dengan biaya yang lebih terjangkau. Sehingga fasilitas kesehatan, praktisi medis bisa lebih terbuka dan tersebar merata untuk semua masyarakat.
6. Industri asuransi di Indonesia masuk ke pasar digital
Dalam menghadapi perkembangan zaman dan kebutuhan konsumen, industri asuransi tidak lagi hanya menggunakan cara-cara konvensional dalam menjual produknya. Di era digital seperti saat ini, industri asuransi di Indonesia juga mulai memasuki pasar digital, dengan penjualan melalui platform online.
✅ Hal ini memberikan kemudahan pada konsumen dalam memilih produk asuransi dan membuat pembelian asuransi lebih efisien. Kehadiran layanan online juga dapat meningkatkan transparansi dalam bisnis asuransi dan kualitas layanan kepada konsumen.
7. Pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia
Industri asuransi syariah di Indonesia semakin berkembang dan diharapkan dapat memberikan alternatif bagi masyarakat yang ingin memperoleh perlindungan dengan prinsip-prinsip syariah. Pada tahun 2017, industri asuransi syariah mencatat pertumbuhan premi sebesar 32,60%.
✅ Dengan pertumbuhan industri asuransi syariah ini, diharapkan lulusan pendidikan syariah memiliki alternatif untuk bekerja di industri padat karya ini.
Kekurangan Statistik Asuransi Indonesia 2017
1. Pertumbuhan selalu lebih lambat dibandingkan target dan standar internasional
Industri asuransi di Indonesia sangat perlu mempercepat pertumbuhan, agar sejalan dengan standar internasional dan target yang diharapkan. Kecepatan pertumbuhan industri asuransi di Indonesia masih terkendala oleh kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya asuransi.
❌ Jika pertumbuhan industri asuransi terus lambat, ini secara tidak langsung akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Ketergantungan pada pasar pemerintah
Selama ini, industri asuransi di Indonesia masih tergantung pada pasar pemerintah sebagai sumber bisnis terbesar. Padahal, pemerintah harusnya menjadi penggerak, bukan menjadi pasar tunggal. Ketergantungan ini juga membuat industri asuransi menjadi kurang produktif.
❌ Maka dari itu, industri asuransi di Indonesia harus mulai memperluas pangsa pasarnya dan berperan sebagai penggerak ekonomi Indonesia.
3. Penyusunan undang-undang yang belum optimal
Industri asuransi di Indonesia masih menghadapi permasalahan dalam penyusunan undang-undang dan peraturan yang kurang memihak industri asuransi. Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian masih mempersulit jalannya bisnis asuransi.
❌ Dengan adanya peraturan yang kurang optimal, hal ini dapat membuat industri asuransi terhambat dalam mengembangkan diri.
4. Persaingan yang sangat ketat
Persaingan yang ketat antar perusahaan asuransi di Indonesia dapat membuat perusahaan melakukan berbagai cara yang tidak sehat untuk mempertahankan posisinya. Hal ini bisa berupa penipuan dalam klaim asuransi atau pengiriman informasi yang menyesatkan.
❌ Persaingan yang tidak sehat diharapkan bisa dihindari. Diharapkan pemerintah bisa membuat regulasi yang dapat menumbuhkan persaingan yang sehat.
5. Dibutuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi yang lebih tinggi
Pemahaman masyarakat Indonesia mengenai pentingnya asuransi masih kurang, hal ini mengakibatkan masih banyak masyarakat yang belum memiliki asuransi dalam menghadapi kemungkinan resiko kehidupan.
❌ Maka dari itu, sebaiknya pemerintah dan industri asuransi memperkuat edukasi masyarakat tentang pentingnya asuransi dalam memperbaiki perlindungan risiko kehidupan individu maupun bisnis.
6. Tantangan digitalisasi
Digitalisasi membuat industri asuransi menghadapi berbagai tantangan, seperti pelaku pasar yang berubah dan menuntut layanan yang lebih cepat. Industri asuransi harus mampu memperkuat teknologi informasi dan memaksimalkan pemanfaatan data.
❌ Digitalisasi harus dihadapi dengan strategi yang tepat, agar industri asuransi di Indonesia dapat tetap relevant dan mampu menangkal berbagai risiko.
7. Jumlah premi masih rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga
Jumlah keseluruhan premi asuransi di Indonesia masih cukup rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Padahal, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih besar.
❌ Jika penduduk Indonesia bisa membeli lebih banyak produk asuransi, maka ini akan memberikan manfaat bagi konsumen, industri asuransi, dan juga ekonomi Indonesia.
Tabel: Statistik Asuransi Indonesia 2017
No | Indikator | 2016 | 2017 | % Growth |
---|---|---|---|---|
1 | Total Premi | Rp 198,1 T | Rp 259,7 T | 31.14% |
2 | Peserta Asuransi | 193.389.313 | 205.309.184 | 6.18% |
3 | Total Klaim | Rp 84,1 T | Rp 100,2 T | 19.14% |
4 | Total Investasi | Rp 271,6 T | Rp 364,9 T | 34.34% |
5 | ROE | 15,72% | 19.00% | 20.00% |
13 FAQ mengenai Statistik Asuransi Indonesia 2017
1. Apa definisi premi asuransi?
Jawaban: Premi asuransi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh nasabah ke perusahaan asuransi, sebagai kesepakatan untuk memperoleh jaminan dan proteksi dari risiko tertentu.
2. Apa penyebab pertumbuhan industri asuransi di Indonesia?
Jawaban: Pertumbuhan industri asuransi di Indonesia disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi, serta peluang dan prospek bisnis yang masih besar.
3. Apa bedanya asuransi Syariah dan asuransi konvensional?
Jawaban: Asuransi syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan asuransi konvensional, yaitu menggunakan prinsip bagi hasil dan menekankan pada pengelolaan dana investasi yang bersifat halal.
4. Apakah asuransi terlalu mahal bagi masyarakat Indonesia?
Jawaban: Sebenarnya tidak, jika dibandingkan manfaat dan proteksi yang diperoleh. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mempertimbangkan asuransi sebagai prioritas pengeluaran, sehingga masih dianggap mahal.
5. Apa saja jenis asuransi yang tersedia di Indonesia?
Jawaban: Ada berbagai jenis asuransi yang tersedia di Indonesia, antara lain asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, asuransi rumah, asuransi bisnis, dan lain-lain.
6. Apakah industri asuransi di Indonesia bisa bersaing di pasar global?
Jawaban: Dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi, industri asuransi di Indonesia bisa bersaing di pasar global. Namun, ada banyak hal yang perlu diperbaiki, seperti infrastruktur, regulasi, dan pendidikan masyarakat.
7. Bagaimana cara memilih produk asuransi yang tepat?
Jawaban: Cara memilih produk asuransi yang tepat adalah dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kebutuhan proteksi, premi yang dibayarkan, nilai kembali, klaim yang mudah, dan reputasi perusahaan.
8. Bagaimana cara mengajukan klaim asuransi?
Jawaban: Cara mengajukan klaim asuransi adalah dengan melengkapi dokumen yang dibutuhkan, seperti formulir klaim, sertifikat asuransi, identitas diri, dan bukti biaya pengobatan.
9. Apakah ada jaminan bahwa klaim asuransi akan dibayar sepenuhnya?
Jawaban: Jaminan pembayaran klaim asuransi tergantung pada ketentuan yang tercantum dalam polis asuransi dan kesepakatan awal antara nasabah dan perusahaan asuransi.
10. Apa pengaruh erupsi Gunung Agung terhadap industri asuransi di Bali?
Jawaban: Erupsi Gunung Agung berpengaruh pada industri asuransi di Bali, terutama pada penanggulangan risiko bencana alam. Asuransi akan memberikan ganti rugi bagi nasabah yang mengalami kerugian akibat erupsi